Jumat, 27 Januari 2012

Copot Saat Dikejar Aborigin Sepatu PM Gillard Dilelang

Sebelah sepatu Perdana Menteri (PM) Australia Julia Gillard yang copot saat ngibrit dari kepungan massa di Canberra, Australia, Kamis (26/1), ternyata dilelang di dunia maya. Sepatu itu dilego 2.000 dolar Australia atau sekitar Rp 19 juta.

Dalam insiden perayaan Aus­tralia Day di Canberra, Kamis, pemimpin oposisi Tonny Abbott dan Gillard ngibrit meninggalkan lokasi pe­rayaan hari peringatan ma­suknya Inggris ke Australia pada 1788.

Dengan raut wajah ketakutan, Gillard dirangkul dan diaman­kanbodyguard menuju mobil. Saat proses evakuasi tersebut, Gillard terpeleset dan sepatu kanannya copot.

Salah seorang demonstran menemukan sepatu berwarna biru tua tersebut. Dia tak akan me­ngembalikannya kepada PM pertama perempuan Australia itu. “Dia (Gillard) tidak bisa me­mi­likinya lagi, ini akan dilelang di eBay,” ujarnya.

Dalam situs pelelangan onlinetersebut, sepatu itu diberi nama ‘Julia Gillard Shoe’. Begitu di-posting, tawaran pertama sebesar 148 dolar Australia atau sekitar Rp 1,4 juta. Nilai tawaran itu kemudian me­ningkat drastis hanya dalam be­berapa menit.

Namun, lelang online ini ha­nya berjalan selama 25 menit sebelum akhirnya ditutup oleh eBay ka­rena si penjual se­patu ti­dak bisa menunjukkan buk­ti ka­lau si pe­milik membe­rikan izin untuk menjual sepatu tersebut.

Kasus Gillard dan Abbott kabur dari kejaran demonstran Abori-gin masih dibahas. Aparat ber­wenang dan pendemo saling me­nyalahkan atas kerusuhan itu. Pejabat Ke­polisian Michael Ou­tram meng­ancam akan meng-hukum para pendemo.

Gillard yang berhasil dise­la­matkan dan mengaku tidak ter­luka, mengutuk keributan yang membuatnya panik.

“Saya tidak masalah dengan aksi damai. Tapi kalau rusuh dan berubah anarkis, saya tidak se­tuju. Jelas-jelas ini merusak ke­tertiban dan kehormatan Aus­tralia,” tegas Gillard.

Kubu demonstran mengaku ti­dak melakukan tindakan anarkis. Mereka justru menyalahkan polisi yang menyerang massa. “Kepo­lisian mendatangi kami dengan kasar dan kami tidak melawan. Kami yakin semua ini adalah setingan,” tudir jubir demonstran Selina Daveys-Newry.

Sekitar 200 demonstran ber­kumpul di depan gedung par­lemen dan mengibarkan bendera yang sudah ditulisi ‘semua polisi sialan’. Tidak ada korban jiwa dalam kerusuhan itu.

Fokus utama demonstran Ka­mis itu adalah Abbott yang pada saat perayaan Australia Day mem­berikan pernyataan yang menyulut emosi demonstran war­ga Aborigin. Abbott dituding me­minta ma­syarakat asli Aus­tralia itu untuk melanjutkan hidup me­re­ka dan melupakan masalah di masa lalu.

Abbott menepis tudingan itu. Menurut dia, pernyataannya sudah disa­lah­artikan. Abbott tidak pernah berniat agar tenda warga aborigin di seberang ge­dung parlemen digusur.

Tokoh masyarakat Aborigin Warren Mundine mencela tin­dakan kaumnya. “Mereka adalah kelompok radikal dan bukan war­ga Australia kebanyakan. Jika mereka perhatikan pernyataan Abbott, tidak ada hal yang pro­vokatif dalam kata-katanya,” ujar Mundine. -RMOL


Tidak ada komentar:

Posting Komentar