Rabu, 25 Januari 2012

Pidato Obama Disambut Dingin

Pidato kenegaraan tahunan ”State of The Union” yang disampaikan Presiden AS Barack Obama di Washington DC, Selasa (24/1/2012) malam, mendapat sambutan dingin dari para anggota DPR AS. Beberapa usulan Obama untuk perbaikan ekonomi AS juga dikritik.

Sepanjang pidato, yang terdiri atas 7.000 kata itu, para anggota DPR AS dari Partai Republik lebih banyak diam membisu. Saat pidato selesai, mereka berebut keluar ruangan meski Obama masih berada di dalam, berjabatan tangan dengan para anggota kabinet dan pendukungnya.

Langkah para republiken ini ternyata juga diikuti sebagian anggota DPR AS dari Partai Demokrat, partai asal Obama. Di luar kebiasaan, ruang sidang para wakil rakyat AS itu sudah hampir kosong saat Obama pergi meninggalkan ruangan.

Bahkan, sebelum Obama mulai membacakan pidato, yang draf teksnya sudah diedarkan kepada publik beberapa jam sebelumnya itu, berbagai kritik sudah bermunculan. Rival-rival politik Obama menyebut pidato kenegaraan tahun ini sebagai pidato ”prokemiskinan” yang dilakukan sebagai taktik memecah belah rakyat Amerika dengan mempertajam perbedaan antara si kaya dan si miskin.

”Tak ada bagian pidato Obama yang lebih menyedihkan daripada usaha untuk terus memecah belah kita, untuk mencari dukungan sebagian rakyat Amerika dengan cara mencela sebagian rakyat lain,” ujar Gubernur Negara Bagian Indiana Mitch Daniels, seorang politisi Partai Republik yang ditunjuk menyampaikan reaksi resmi partai tersebut atas pidato Obama.

Kesenjangan

Dalam pidatonya–yang disebut-sebut dimanfaatkan sebagai awal rangkaian kampanyenya untuk terpilih lagi sebagai presiden AS—Obama kembali menegaskan soal kesenjangan yang semakin besar antara segelintir orang yang makin kaya dan sebagian besar kelas menengah rakyat AS yang jatuh miskin.

”Kita bisa saja membiarkan negara ini menjadi tempat bagi orang-orang sangat sukses yang jumlahnya makin sedikit, sementara makin banyak warga Amerika yang hampir tak sanggup memenuhi kebutuhan hidup. Atau kita bisa memperbaiki ekonomi kita sehingga semua orang akan mendapat kesempatan yang sama, melakukan bagian tugas mereka, dan bermain dengan aturan yang sama,” papar Obama.

Untuk menutup kesenjangan itu, Obama mengusulkan beberapa hal dalam pidatonya, termasuk kenaikan pajak bagi orang kaya dan penerapan besaran pajak minimum 30 persen bagi orang-orang yang berpenghasilan 1 juta dollar AS (sekitar Rp 9 miliar) atau lebih per tahun.

Salah satu usulan Obama yang paling dikritik adalah soal membangkitkan kembali sektor industri manufaktur di Amerika. Obama mengusulkan menghapus insentif pajak bagi perusahaan-perusahaan yang memindahkan proses manufakturnya ke negara lain, seperti China, dan memberi potongan pajak bagi perusahaan yang membangun kembali pabriknya di AS.

Jay Timmons, Presiden Asosiasi Nasional Manufaktur AS, mengharapkan pemerintahan Obama berhenti meregulasi dan mencampuri terlalu banyak urusan para pelaku bisnis. ”Kami butuh reformasi pajak komprehensif yang akan menurunkan pajak korporasi, jadi kami bisa bersaing untuk investasi di seluruh dunia,” ujar Simmons.-KOMPAS


Tidak ada komentar:

Posting Komentar