Selasa, 31 Januari 2012

Waspada Rawan Pangan Akibat Cuaca Esktrem

Kerawanan pangan sebagai dampak langsung perubahan iklim dan cuaca ekstrem awal tahun ini harus diwaspadai. Sejumlah daerah produsen beras di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatera dilanda banjir yang menyebabkan ribuan hektar sawah gagal panen.

Sementara itu, di sejumlah daerah kepulauan seperti di Nusa Tenggara dan Maluku, lalu lintas antar pulau terhambat akibat gelombang tinggi dan badai. Nelayan juga gagal melaut karena gangguan cuaca yang berbahaya.

“Kondisi tersebut bisa berakibat munculnya kerawanan pangan akibat gangguan pasokan,” ujar Yudi Widiana Adia, anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat dalam pernyataan tertulis keVIVAnews,com, Rabu 1 Februari 2012.

Lebih lanjut Yudi meminta pemerintah mengantisipasi hal itu agar kerawanan pangan bisa dicegah. Menurut dia, berdasarkan pantauan para stafnya saat ini, harga-harga sejumlah kebutuhan pokok di sejumlah daerah terutama perkotaan terus terkerek naik.

Hal itu bisa jadi akibat terganggunya pasokan sembako antar daerah. Ia menyontohkan terganggunya penyebarangan di Pelabuhan Merak maupun Bakauheni akibat gelombang tinggi dan badai.

“Menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi ekstrem ini akan terjadi hingga akhir Februari 2012. Ini harus secepatnya diantisipasi," tutur Yudi.

Sebelumnya, Kepala BMKG, Sri Woro Buadiati Harijono, mengatakan bahwa timbulnya cuaca ekstrem yang melanda Indonesia disebabkan sejumlah faktor. Penyebab utamanya adalah adanya ekspansi vertikal awan, curah hujan meningkat, peluang puting beliung meningkat. Hal itu dikatakan Sri Woro saat Yudi meminta penjelasan mengenai kondisi cuaca.

Dia menambahkan, dampak cuaca ekstrem pasti akan dirasakan, dan adaptasi atas perubahan cuaca itu adalah keharusan. Terutama, ujar Yudi, membantu petani supaya panennya tidak gagal sehingga siap dengan jadwal tanam.

Di sektor perhubungan, informasi BMKG penting diperhatikan terkait maklumat pelayaran. "Ramalan cuaca ekstrem berpotensi banjir dan gelombang tinggi laut,” Yudi menambahkan.

Kepada para nelayan, BMKG mengimbau jangan dulu melaut pada saat cuaca ekstrem. Sedangkan untuk mengamankan pasokan Sembako ke Pulau-Pulau Kecil, Yudi meminta pemerintah bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mengirimkan sembako menggunakan kapal-kapal milik TNI AL. "Lumpuhnya jalur laut bisa disiasati dengan menggunakan fasilitas TNI yang bisa menerobos "blokade" laut akibat cuaca ekstrim," kata Yudi.-VIVAnews


Tidak ada komentar:

Posting Komentar