Pentolan Tentara Pembebasan Suriah (Free Syrian Army) Mohaimen al-Rumaid mengatakan, sejauh ini, pasukan pemberontak yang memilih bertahan di distrik Baba Amro, kota Homs.
“Pengepungan yang disertai pengeboman didasari atas ketakutan Bashar al-Assad terhadap kekuatan pemberontak yang dia pikir akan menggulingkan rezimnya,” ujar Rumaid.
“Semua tanda-tanda yang terjadi di Homs seolah memperlihatkan bahwa, pemerintah berupaya menyelesaikan misi mereka. Yaitu, meratakan kota tersebut dengan tanah,” lanjut Al-Rumaid.
Rumaid menambahkan, persenjataan pemberontak timpang jauh dari apa yang dimiliki pasukan pemerintah yang dipersenjatai dengan senapan mesin dan pasukan lapis baja yang didukung artileri dan roket.
Ledakan-ledakan juga terdengar di distrik-distrik Khaldiyeh dan Karm al-Zaytoun sementara pertempuran meletus di Hamidiyeh, satu permukiman di Homs. Pertempuran itu terjadi antara para pembelot yang menguasai satu bagian besar loksi itu dan pasukan reguler, kata sumber yang sama.
Bekas Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kofi Annan, yang baru saja ditunjuk sebagai penengah internasional soal Suriah menyatakan kesediaannya berkunjung ke Damaskus.
“Ini adalah tugas yang sangat sulit, itu tantangan yang sulit,” ujar Annan. Namun, dia meminta agar komunitas internasional untuk bersatu di belakang misinya, yang disponsori PBB dan Liga Arab. Permitaan itu dia utarakan usai mengikuti pertemuan dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon.
Sebelumnya PBB menyampaikan bahwa lebih dari 7.500 orang telah tewas di Suriah selama 11 bulan aksi demo anti pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Sejauh ini belum ada tanda-tanda bahwa Assad akan mundur demi memenuhi tuntutan para demonstran.-RMOL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar