Jarum jam menunjuk ke angka 09.00 WIB, Linda pun bergegas meninggalkan rumah kontakannya di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan, setelah sebelumnya menyiapkan sarapan untuk suami serta anaknya.
Sambil berjalan menuju tempat kerjanya, dia menyulut sebatang rokok dan menghisapnya sambil sesekali menyapa para tetangganya yang berpapasan. Sekira 10 menit kemudian dia pun telah sampai ke tempat kerjanya. Bukan sebuah gedung dengan pendingin ruangan, melainkan hanya emperan jalan di Pasar Cipulir dengan kepulan asap kendaraan bermotor dan debu jalanan.
Dari dalam tas pinggangnya ia mengambil buku catatan dan pulpen sambil melihat bus metro mini 69 jurusan Blok M-Ciledug. "Ya gini mas saya sehari-hari," kata Linda mengawali percakapan denganokezone, baru-baru ini. Tak lama kemudian ia naik ke atas metro mini, beberapa saat kemudian ia menunjukkan selembar uang Rp2.000. "Jadi ini kerja saya Mas," ucapnya.
Linda menuturkan bahwa dirinya hanya membantu para sopir atau kernet bus yang membutuhkan uang. "Jadi kerjaan saya, ya meminjamkan uang ke sopir-sopir," ungkapnya.
“Misalnya minjam Rp100.000, setiap hari saya diberi Rp2.000 rupiah, jadi 70 kali bayarnya. Ya ini kan saling nguntungin aja, saya dapat duit lebih, sopir juga bisa dapat duit cepat," imbuhnya.
Linda mengaku telah menukuni profesi ini kurang lebih setahun. Wanita yang memiliki dua putra ini mengaku terpaksa menjalankan profesi ini untuk membantu suami yang hanya berpenghasilan pas-pasan. "Suami saya cuma pedagang mainan keliling, jadi penghasilannya enggak tetap. Jadi dari pada saya ngerumpi sana-sini mendingan kerja kayak gini," cetusnya.
Terkadang, Linda harus beradu argumen dengan para sopir yang enggan membayar utang."Ya paling cuma adu keras omongan aja, kalau dikatain kata-kata kotor mah risiko," paparnya.
Pengalaman buruk menjalani profesi ini, sambung Linda, yaitu saat salah seorang sopir enggan membayar utangnya kemudian tak lagi tinggal di Jakarta. "Dulu pernah ada yang minjem sama saya, terus baru dua hari bayar orangnya sudah pulang kampung, jadi rugi," keluhnya.
Wanita berumur 37 tahun ini mengaku dalam sebulan bisa mengantongi Rp400.000 dari hasil jerih payahnya. "Kadang enggak tentu, tapi kalau dirata-rata sekitar Rp400.000-an lah," singkatnya.
Ia berharap agar kedua putranya yang masih duduk di bangku sekolah mampu hidup lebih baik. "Saya lakukan ini demi anak, supaya anak bisa sekolah, kerja enak," terangnya.
Di hari ibu yang diperingati kemarin Linda tak berharap banyak, hanya ingin melihat anaknya kelak dapat memperoleh gelar sarjana dan mendapatkan pekerjaan yang layak. "Saya tidak perlu kue, atau hal yang lain. Cita-cita saya cuma satu, supaya anak dapat sukses masa depannya, biarin orang mau bilang saya rentenir atau apalah yang penting setiap hari dapur bisa ngebul," tukasnya mengakhiri pembicaraan.
Linda hanyalah salah satu contoh, bagaimana wanita Indonesia yang dengan jerih payahnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, walaupun pekerjaannya terbilang berisiko dan mendapat cibiran dari masyarakat. Hal tersebut dilakukan agar kedua anaknya mampu bernasib lebih baik dari dirinya.
Semoga pemerintah dapat mendengar harapan tersebut, dengan menjamin pendidikan rakyat serta menyediakan lapangan kerja.
(ful)/Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar