Proyek "bersama" tersebut mempunyai tujuan ingin membuat piranti komputasi yang bisa dipakai di pergelangan tangan.
Mungkin tidak pernah terpikir sebelumnya jika sebuah komputer yang dulu berukuran besar bisa menjadi tablet atau ponsel pintar untuk era masa kini. Namun di masa depan, kedua perusahaan raksasa ini bakal membuat piranti komputer menjadi lebih kecil sehingga lebih mudah dibawa bepergian.
Apple dan Google masing-masing telah memulai proyek tersebut sejak setahun lalu. Tujuan utamanya hanya satu, yaitu ingin menjual lebih banyak produk ponsel pintarnya.
Saat ini Google sedang meneliti kemungkinan bila sebuah perangkat yang ditempelkan pada pakaian atau bagian tubuh kita akan mengirimkan sebuah informasi kembali ke ponsel pintar Android.
Untuk meneliti hal tersebut, Google telah mempekerjakan insinyur dari Nokia, Apple, dan kalangan universitas yang bisa membuat sebuah perangkat komputer menjadi lebih kecil dari ukuran selama ini.
Senada dengan Google, Apple juga sudah memulai proyek tersebut. Salah satu hasilnya adalah iPod Nano yang sudah bisa dipakai di pergelangan tangan.
Saat ini Apple ingin merancang iPod berbahan kaca yang bisa dipakai secara melengkung di pergelangan tangan. Untuk bisa melakukan komunikasi, perangkat tersebut sudah dilengkapi fitur Siri, semacam perintah untuk melakukan sesuatu melalui suara.
Perangkat-perangkat seperti itu memang belum terpikir di masa lampau. Saat ini, ponsel pintar hampir tidak pernah ditinggalkan oleh penggunanya, bahkan di saat tidur. Perangkat tersebut telah menggantikan fungsi jam alarm di masa kini.
Peneliti Senior di Palo Alto California Michael Liebhold memprediksi teknologi yang akan hadir di masa depan bakalan mengaburkan jarak dari dunia nyata dan dunia maya.
Sepuluh tahun lagi, orang-orang akan memakai kacamata yang dilengkapi layar untuk dapat menikmati informasi. Contoh nyata yang sudah dipakai selama ini adalah kontak lensa untuk membantu orang bisa melihat tanpa sebuah kacamata.
Di dunia permainan, anak-anak tidak akan berlari-lari di taman, tapi hanya akan bermain di dunia virtual sambil mencari poin. Begitu juga dengan dunia remaja yang senang fashion bisa mencoba pakaian virtualnya, sebelum diproduksi secara massal dan bisa dipakai secara nyata.
Namun, apakah itu semua akan terjadi? Kita lihat saja.-KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar