Dalam insiden perayaan Australia Day di Canberra, Kamis, pemimpin oposisi Tonny Abbott dan Gillard ngibrit meninggalkan lokasi perayaan hari peringatan masuknya Inggris ke Australia pada 1788.
Dengan raut wajah ketakutan, Gillard dirangkul dan diamankanbodyguard menuju mobil. Saat proses evakuasi tersebut, Gillard terpeleset dan sepatu kanannya copot.
Salah seorang demonstran menemukan sepatu berwarna biru tua tersebut. Dia tak akan mengembalikannya kepada PM pertama perempuan Australia itu. “Dia (Gillard) tidak bisa memilikinya lagi, ini akan dilelang di eBay,” ujarnya.
Dalam situs pelelangan onlinetersebut, sepatu itu diberi nama ‘Julia Gillard Shoe’. Begitu di-posting, tawaran pertama sebesar 148 dolar Australia atau sekitar Rp 1,4 juta. Nilai tawaran itu kemudian meningkat drastis hanya dalam beberapa menit.
Namun, lelang online ini hanya berjalan selama 25 menit sebelum akhirnya ditutup oleh eBay karena si penjual sepatu tidak bisa menunjukkan bukti kalau si pemilik memberikan izin untuk menjual sepatu tersebut.
Kasus Gillard dan Abbott kabur dari kejaran demonstran Abori-gin masih dibahas. Aparat berwenang dan pendemo saling menyalahkan atas kerusuhan itu. Pejabat Kepolisian Michael Outram mengancam akan meng-hukum para pendemo.
Gillard yang berhasil diselamatkan dan mengaku tidak terluka, mengutuk keributan yang membuatnya panik.
“Saya tidak masalah dengan aksi damai. Tapi kalau rusuh dan berubah anarkis, saya tidak setuju. Jelas-jelas ini merusak ketertiban dan kehormatan Australia,” tegas Gillard.
Kubu demonstran mengaku tidak melakukan tindakan anarkis. Mereka justru menyalahkan polisi yang menyerang massa. “Kepolisian mendatangi kami dengan kasar dan kami tidak melawan. Kami yakin semua ini adalah setingan,” tudir jubir demonstran Selina Daveys-Newry.
Sekitar 200 demonstran berkumpul di depan gedung parlemen dan mengibarkan bendera yang sudah ditulisi ‘semua polisi sialan’. Tidak ada korban jiwa dalam kerusuhan itu.
Fokus utama demonstran Kamis itu adalah Abbott yang pada saat perayaan Australia Day memberikan pernyataan yang menyulut emosi demonstran warga Aborigin. Abbott dituding meminta masyarakat asli Australia itu untuk melanjutkan hidup mereka dan melupakan masalah di masa lalu.
Abbott menepis tudingan itu. Menurut dia, pernyataannya sudah disalahartikan. Abbott tidak pernah berniat agar tenda warga aborigin di seberang gedung parlemen digusur.
Tokoh masyarakat Aborigin Warren Mundine mencela tindakan kaumnya. “Mereka adalah kelompok radikal dan bukan warga Australia kebanyakan. Jika mereka perhatikan pernyataan Abbott, tidak ada hal yang provokatif dalam kata-katanya,” ujar Mundine. -RMOL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar