Kantor berita resmi Yaman, Saba, Saleh meninggalkan Yaman pada Minggu malam (22/1), setelah parlemen Yaman menyetujui peraturan yang memberi dia kekebalan penuh dari hukuman sejalan dengan kesepakatan peralihan kekuasaan yang diperantarai Teluk.
Pada Rabu (25/1), Washington memberi Saleh kekebalan diplomatik dan memberi dia visa terbatas untuk menjalani pengobatan medis di Amerika Serikat.
Berdasarkan kesepakatan peralihan kekuasaan yang ditandatangani oleh Saleh dan oposisi pada November 2011 guna mengakhiri 11 bulan protes yang menuntut penggulingannya, Saleh mesti menyerahkan kekuasaan sebagai imbalan bagi kekebalan dari hukuman.
Wakil Saleh, Abd-Rabbu Mansour Hadi, membentuk pemerintah koalisi yang dipimpin oposisi pada Desember dan menyerukan pemilihan presiden pada 21 Februari.
Hadi diangkat oleh parlemen sebagai calon presiden tunggal dan diperkirakan akan memimpin pemerintah mendatang selama dua tahun masa peralihan, demikian laporan Xinhua, Minggu pagi (29/1).
Di dalam pidato perpisahan Ahad, Saleh mengatakan ia akan kembali ke Sana'a untuk menghadiri pelantikan Hadi.
Departemen Luar Negeri AS, Senin (23/1), menyatakan Washington percaya ketidakhadiran Saleh akan memfasilitasi proses peralihan di Yaman.
Negara Arab itu telah dilanda krisis politik selama berbulan-bulan yang dipicu oleh protes massal yang menuntut penggulingan Saleh.
Sebanyak 2.000 orang telah tewas dan ribuan orang lagi cedera sejak protes meletus pada penghujung Januari 2011.
Kendati ada rencana penyelesaian politik, klausul kekebalan di dalam kesepakatan tersebut memicu protes harian di seluruh negara itu, guna menuntut Saleh dan para pembantunya akan diadili.
Mereka menghadapi tuntutan "membunuh banyak orang dalam serangan terhadap kamp pemrotes, (dan) penggunaan penembak gelap dan serangan bersenjata terhadap peserta pawai selama kerusuhan 11-bulan di negeri tersebut"-Media Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar