LSI menyebut salah satu penyebab turunnya elektabilitas Demorkat adalah karena banyaknya terpaan mengenai isu korupsi pada partai ini. Mubarok mengatakan seharusnya hal yang sama juga terjadi dengan partai lain.
"Golkar, PDIP juga punya kasus hukum. Kenapa mereka tidak disorot? Itu kan karena kami partai baru yang besar. Kita paham risikonya," tutur Mubarok kepada detikcom, Senin (20/12/2012).
Mubarok menyatakan status Demokrat sebagai partai baru dan besar membuatnya terus menjadi sorotan, apalagi ketika tengah tersandung persoalan.
"Ini juga risiko partai pemenang. Sedikit saja digoyang. Daun yang berada dalam posisi paling atas kan yang paling sering digoyang angin," paparnya.
Hasil survei LSI menyebutkan, bila Pemilu Legislatif (Pileg) dilaksanakan hari ini, Partai Demokrat (PD) mengalami penurunan suara paling signifikan dibanding partai lain. Suara ini diduga lari ke pemilih mengambang.
Demikian hasil survei pada 1-12 Februari 2012 dengan pengambilan responden multistage random sampling dari 33 provinsi ini menjaring 2.050 orang. Dengan metode wawancara tatap muka, pada pertanyaan bila Pileg anggota DPR dilakukan pada Februari 2012, dari 38 pilihan partai dan lainnya (merujuk jumlah parpol pada Pileg 2009), maka hasilnya menurut prosentase adalah:
1. Golkar 15,5 persen
2. PD 13,7 persen
3. PDIP 13,6 persen
4. Gerindra 4,9 persen
5. PPP 4,9 persen
6. PKB 4,6 persen
7. PAN 4,1 persen
8. PKS 3,7 persen
9. Hanura 1,2 persen
10. Lainnya 5,1
11. Belum tahu 28,9 persen
"Posisi 1-3 masih dipegang kekuatan lama. Yang menarik, PD mengalami penurunan elektabilitas signifikan dari Pemilu 2009 dari 21 persen menjadi 13,7 persen," ujar peneliti LSI Burhanudin Muhtadi dalam jumpa pers di Kantor LSI, Jalan Lembang Terusan, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (19/2/2012).-detik News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar