Ternyata, ide tersebut datang bersamaan dengan tiga konsep permainan lainnya. Hal itu dia utarakan dalam wawancara yang berlangsung akhir pekan lalu.
Dari empat game yang muncul dari liburan sekolah itu, hanya "Raid The Mice" yang mendapatkan perhatian nasional karena dipresentasikan di depan petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi, termasuk ketuanya, Abraham Samad.
Sementara itu, tiga game lainnya yakni Jengkol Jump, Ngupil dan Disgusting Frog tidak terlalu tersorot karena lebih menjadi proyek pribadi Fahma.
Seperti apa game lainnya itu? Fahma mengatakan salah satunya berangkat dari ketidaksukaannya pada kodok.
"Konsepnya? Karena saya ga suka kodok," ujar Fahma sewaktu ditanya mengenai konsep di belakang game Disgusting Frog.
Jengkol Jump adalah permainan yang mengharuskan pemainnya mengendalikan jengkol yang bisa terus melompat dengan berpijak di atas daun yang muncul secara acak. Permainan berakhir bila jengkol tersebut jatuh tanpa sempat berpijak lagi.
Permainan ke dua adalah Ngupil yang mengharuskan pemain menyentuh bakteri-bakteri yang menyebar dari tengah layar. Permainan tersebut dibuat secara sederhana dan swadaya oleh Fahma sendiri.
Rekam jejak Fahma sebagai programer aplikasi maupun game sebetulnya sudah sejak dua tahun lalu (2010) sewaktu dia berusia 11 tahun.
Dia pernah dinobatkan sebagai programer cilik termuda untuk Ovi Store, sebuah pasar aplikasi yang dimiliki Nokia.
Salah satu karyanya ketika itu berupa aplikasi untuk ponsel Nokia bernama Bahana untuk belajar angka, huruf dan warna.-KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar