Kamis, 26 Januari 2012

Guru Belanda Muak dengan Menteri Pendidikan

Mogoknya puluhan ribu guru Belanda hari Kamis (26/01) menjadi isu paling menonjol dalam liputan surat kabar Belanda kemarin pagi. Baik harian Trouwdan AD mendedikasikan satu halaman penuh mengenai protes yang dilakukan sekitar 20 ribu guru sekolah menengah.

Mereka memprotes rencana undang-undang baru yang akan mempertahankan jumlah jam pelajaran sebanyak 1.040 jam setiap tahunnya. Guru dan siswa ingin jam tersebut dikurangi menjadi 1000 jam.

Menurunnya jumlah jam pelajaran akan sesuai dengan rekomendasi komisi pemerintah, yang telah "disetujui dengan sepenuh hati" oleh Menteri Pendidikan Marja van Bijsterveld tiga tahun lalu, tulisTrouw dan AD, sebagaimana dikutip Radio Nederland.

Tahun 2009, Komisi Cornielje, setelah perundingan lama, merekomendasikan diberlakukannya 1000 jam belajar bagi murid-murid sekolah menengah setiap tahunnya. Lebih jauh, durasi liburan musim panas juga harus kembali dari tujuh menjadi enam minggu.

Ketika itu, menteri juga menyetujui rekomendasi tersebut.

Namun sang menteri ternyata bertindak sebaliknya dari rekomendasi ini karena tekanan dari Partai Kebebasan PVV pimpinan Geert Wilders, yang mendominasi pemerintah minoritas. Dia lalu mendukung undang-undang baru yang mengatakan jumlah jam pelajaran akan tetap sama, tetapi durasi liburan musim panas dipersingkat.

Menanggapi demonstrasi yang dilakukan puluhan ribu guru, bahkan sampai ada sekolah yang diliburkan hari Kamis kemarin, Van Bijsterveldt mengatakan tindakan ini sebagai "tidak bertanggung jawab".

Pengurangan Beban Kerja

Pengaturan jam kerja dan liburan, menurut argumentasi menteri, akan mengurangi beban kerja staf pengajar selama tahun ajaran berlangsung. Namun para guru berpendapat sebaliknya; mereka tidak keberatan bekerja keras, asalkan mereka memiliki waktu yang cukup panjang setiap musim panas untuk memulihkan diri kembali.

Trouw menuliskan waktu liburan sekolah yang panjang adalah salah satu keistimewaan yang tersisa bagi para guru sekolah. Mereka telah menanggung beban berat pemotongan anggaran pemerintah dan harus menerima pembekuan gaji selama beberapa tahun terakhir.

Keyakinan para guru terhadap Menteri Van Bijsterveld telah mencapai titik terendah, Trouwmenyimpulkan. Ketika menteri baru menjabat, sekitar 45 persen pengajar di sekolah lanjutan berpendapat Van Bijsterveldt harus diberi kesempatan untuk membuktikan diri.

Musim gugur tahun lalu persentase tersebut menurun menjadi setengahnya. Sekarang, hanya tiga persen yang merasa bahwa kabinet ini memberikan kemajuan di bidang pendidikan.

Namun, seperti dijawab sang menteri secara dingin dalam sebuah wawancara eksklusif dengan AD, "Tidak apa, saya di sini memang bukan untuk mencari popularitas."-KOMPAS


Tidak ada komentar:

Posting Komentar